Charlie Javice Pendiri Startup Frank Yang Berhasil Menipu JP Morgan Sebesar 2,6 Triliun

Charlie Javice Pendiri Startup Frank Yang Berhasil Menipu JP Morgan Sebesar 2,6 Triliun

JP Morgan menggugat Charlie Javice, milenial pendiri startup Frank, ke pengadilan. JP Morgan merasa ditipu oleh Javice saat mengakuisisi perusahaan rintisan miliknya seharga US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS).

Melansir Forbes, Frank merupakan startup fintech bagi mahasiswa yang mencari bantuan keuangan. JP Morgan menuduh Javice berbohong tentang keberhasilan Frank membantu mahasiswa dengan membuat daftar pengguna palsu alias fiktif. Gugatan telah didaftarkan pada akhir 2022 di Pengadilan Distrik Delaware, AS. Pada 2021, Javice diduga membuat laporan pengguna palsu Frank saat perusahaannya akan dibeli JP Morgan.

Charlie mendirikan Frank yang awalnya hanya beranggota 15 orang pada 2016. Perangkat lunak milik Frank ini bertujuan untuk mempercepat proses pengajuan pinjaman pelajar. Sejak saat itu, dia telah mengumpulkan US$16 juta (setara Rp240 miliar) dan Frank telah membantu 300 ribu pengguna mengajukan permohonan bantuan keuangan.

Kebohongan Javice diketahui ketika JP Morgan meminta bukti selama uji tuntas mengenai daftar nama, alamat, tanggal lahir dan informasi pribadi lainnya untuk 4 juta lebih mahasiswa yang sebenarnya fiktif. Temuan JP Morgan, Frank baru memiliki kurang dari 300 ribu akun pelanggan saat itu.

Charlie Javice merupakan alumni Forbes 30 Under 30 pada 2019 berkat idenya membantu keuangan pelajar dengan aplikasi pinjaman melalui Frank. Investor utama Frank adalah perusahaan modal ventura terkemuka seperti Aleph, Chegg, Reach Capital, Gingerbread Capital, dan SWAT Equity Partners.

Javice sempat masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 pada 2019 untuk kategori Finance. Daftar ini ditujukan bagi anak muda berusia di bawah 30 tahun yang dianggap memiliki kontribusi bagi masyarakat luas. Lebih jauh, sekolah bisnis Wharton menyebutnya "The Voice of a Microfinance Generation".

Selain itu, Javice juga menjabat sebagai Penasihat Khusus untuk Program Inkubasi Ventura (VIP) di Sekolah Bisnis Wharton sejak 2010 hingga saat ini. Perempuan kelahiran 1993 ini sempat menjadi Anggota Dewan Pengawas di Universitas Pennsylvania Hillel selama lebih dari tiga tahun dari September 2011 hingga 2015.

Daftar Pendiri Startup Forbes 30 Under 30 Yang Ternyata Penipu
Sejumlah petinggi perusahaan rintisan (startup) yang masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 terlibat dalam kasus penipuan. Forbes 30 Under 30 merupakan daftar anak muda yang berusia di bawah 30 baik dari kalangan pengusaha, pemimpin, maupun pekerja seni yang berhasil membuat sebuah terobosan. Ber…

Bukan Kasus Penipuan Javice Pertama

Kasus ini bukan kali pertama menimpa Javice. Dilansir dari Insider, pada 2017 lalu, Javice juga pernah dituduh melanggar merek dagang FAFSA milik pemerintah federal Amerika Serikat. FAFSA adalah aplikasi gratis milik pemerintah untuk memberikan bantuan keuangan kepada mahasiswa yang mengajukan pinjaman.

Departemen Pendidikan menyatakan Frank dapat menyesatkan calon mahasiswa yang mencari situs resmi FAFSA pemerintah. Akibatnya, Javice pun harus mengganti nama situsnya dan meskipun memiliki track record buruk Forbes tetap memasukannya kedalam daftar orang sukses dibawah umur 30 tahun.

Inovasi Javice dalam dunia keuangan sudah ditunjukkan sejak 2013 silam, sebelum ia lulus kuliah. Javice bahkan disebut sebagai anak ajaib sebab fokus membangun produk keuangan untuk orang-orang miskin dan pelajar.

Topik Terkait

StartupFraudMilenialEkonomi dan Bisnis

Topik Lanjutan