Cara Mengarahkan Gaya Artis Dalam Adegan Ranjang Untuk Film

Cara Mengarahkan Gaya Artis Dalam Adegan Ranjang Untuk Film

Produksi film dan serial TV khususnya di Amerika Serikat dan Inggris sudah awam dengan kehadiran intimacy coordinator (koordinator keintiman) di lokasi syuting. Mereka punya peran yang sangat besar untuk menjaga kenyamanan para aktor dan aktris dalam melakukan adegan seks, sensual, atau kekerasan. Acara TV seperti Euphoria (HBO) atau Sex Education (Netflix) sudah memasukkan intimacy coordinator ke dalam daftar kru mereka mengingat ada banyak sekali adegan intim dalam serial tersebut. Di Indonesia, intimacy coordinator dihadirkan di lokasi syuting serial Mendua.

Intimacy coordinator atau koordinator keintiman jadi bidang pekerjaan yang sangat penting untuk diikutsertakan dalam sebuah produksi film atau serial televisi. Terlebih apabila dalam naskah serial dan film tersebut mencantumkan adegan seks atau intim antara satu, dua, atau lebih pemerannya. Di industri film Barat dan Inggris, jasa koordinator keintiman dalam proses produksi sudah mulai banyak digunakan terlebih lagi setelah gerakan Me Too. Banyak aktor dan aktris muda merasa lebih aman dan nyaman dalam beradegan intim di depan kamera dengan keikutsertaan profesi ini dalam produksi sehingga mereka tidak perlu beradegan seperti ketika mereka melakukan hubungan intim bersama pacar mereka.

Diadaptasi dari serial BBC (Inggris) Doctor Foster, yang kemudian populer jadi drama Korea The World of the Married, serial Mendua memuat banyak adegan sensitif dan sensual di dalamnya. Mulai dari adegan kekerasan seperti usaha pembunuhan hingga tentunya adegan seks. Di dua episode awal misalnya ada adegan suami-istri yang harus dilakukan oleh Adinia Wirasti dan Chiccho Jerikho. Untuk menciptakan suasana syuting yang aman dan nyaman, Disney+ Hotstar lewat Screenplay Films menggaet intimacy coordinator bernama Aastha Khanna.

Aastha Khanna merupakan salah satu intimacy coordinator pertama di India, dan satu dari sedikit intimacy coordinator yang sudah bersertifikat di Asia. Dia membocorkan deretan proses yang dilakukan oleh tim produksi termasuk dirinya sebagai koordinator keintiman di lokasi syuting saat adegan seks atau sensual akan dilakukan. Aastha Khanna berbincang dengan kami di sela-sela kesibukannya pekan lalu. Di Indonesia sendiri saat ini masih belum ada sosok yang punya sertifikasi resmi sebagai intimacy coordinator. Hal ini diutarakan oleh Aastha Khanna, koordinator keintiman dari India yang digaet Screenplay Films untuk bekerja di serial Mendua.

Dibocorkan oleh Aastha Khanna, industri film India pun masih sangat awam dengan keberadaan intimacy coordinator di lokasi syuting. Hal itu dia ketahui karena pernah bekerja sebagai asisten sutradara dan familier dengan atmosfer dan lingkungan di set film atau serial televisi.

Padahal menurut dia ada banyak sekali konten-konten di India khususnya yang masuk ke dalam kategori 'khusus dewasa'. Namun dalam praktiknya selama ini, industri Bollywood belum benar-benar memanfaatkan jasa intimacy coordinator untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan aktor dan aktris yang terlibat dalam adegan-adegan yang mungkin bisa memantik atau meninggalkan trauma.

"Platform streaming di India saat ini tidak ada sensor. Selain itu, ada banyak sutradara yang ingin menampilkan adegan-adegan seperti pemerkosaan di layar. Bahkan adegan kekerasan pun, kalau tidak dilakukan dengan benar dan baik, akan bisa meninggalkan trauma atau justru memantik trauma masa lalu kepada seorang aktor/aktris yang melakukannya," lanjut dia.

Seringkali, menurut Aastha Khanna, seorang aktor dan aktris tidak punya pilihan untuk menolak sebuah adegan atau mengutarakan rasa tidak nyamannya ketika terlibat dalam sebuah produksi. Hal ini diperparah dengan hierarki di lokasi syuting yang seringkali tidak bisa dihindari.

Tidak bisa dipungkiri bahwa di lokasi syuting, dinamika orang-orang yang terlibat bergantung pada hierarki kekuasaan. Siapa yang lebih populer atau senior dari yang lain, punya suara yang akan lebih didengar dibandingkan aktor dan aktris pendatang baru misalnya. Di sinilah peran Aastha Khanna sebagai intimacy coordinator menjadi penting.

Mengarahkan Pemeran Adegan Intim

"Hal pertama yang aku lakukan dalam pekerjaanku di lokasi syuting adalah bicara dengan para aktor dan tim produksi dalam sebuah kelompok besar. Karena pekerjaanku ini sangat baru bagi banyak orang, jadi aku tidak ingin sesi ini berubah jadi seminar soal pelecehan seksual. Tahu kan, di mana orang biasanya diberitahu untuk 'jangan melakukan ini' dan 'jangan melakukan itu', atau 'ini termasuk pelecehan' dan 'itu bukan pelecehan'. Jadi intinya aku bicara dengan mereka dalam sebuah kelompok dan saling kenal satu sama lain. Dan beri aku waktu untuk memberi kalian informasi, jadi aku punya slideshow dan memberitahu ke mereka soal pekerjaanku. Apa yang akan aku lakukan dalam produksi ini? Apa itu consent (persetujuan), apa itu boundaries (batasan), apa yang akan kita lakukan," ungkap Aastha Khanna diwawancarai lewat sambungan video call.

Dikarenakan biaya produksi yang ketat, Aastha Khanna tidak bisa berada di lokasi syuting Mendua. Hal ini menjadi tantangan baru buatnya yang selama dua tahun terakhir selalu terlibat langsung di set dalam setiap proyek. Sepanjang proses produksi Mendua, Aastha Khanna hanya bisa menemani aktor/aktris dan tim produksi lewat sambungan video call.

Hal ini sebisa mungkin dia kondisikan agar tidak menjadi halangan. Sehingga semua yang ingin dan harus dia sampaikan bisa diterima dengan baik oleh para aktor, aktris, sutradara, hingga seluruh kru yang terlibat dalam produksi tersebut. Setelah melakukan perbincangan dalam grup, proses selanjutnya adalah bicara empat mata dengan para aktor dan aktris.

"Aku juga memberikan nomor ponselku agar mereka bisa menghubungi untuk sesi individu dan terpisah, jadi apabila mereka punya masalah, pikiran atau apapun, mereka bisa bicara. Atau misalnya mereka ingin mengekspresikan batasan yang sulit dikatakan dengan lawan main mereka, aku akan senang membahas soal itu," lanjut Aastha Khanna.

Aastha Khanna senang karena di produksi Mendua semua tim produksi terlibat aktif dalam hal koordinasi untuk adegan-adegan intim ini. Menurut dia, hal terpenting yang harus diterapkan di lokasi syuting adalah semua pihak harus paham dan berada di halaman yang sama soal pentingnya menciptakan suasana yang nyaman untuk adegan-adegan yang bisa jadi membuat aktor/aktris merasa tidak nyaman.

Menariknya, sutradara Mendua Pritagita Arianegara sangat fleksibel soal adegan-adegan. Apabila ada aktor atau aktris yang merasa tidak siap melakukan adegan itu atau ada hal yang mengganggu mereka, atau mungkin mereka tidak nyaman untuk melakukan adegan intim tertentu, dia Pritagita Arianegara tidak akan segan-segan untuk mengubah naskahnya saat itu juga.

"Kami akan membuat bagaimana caranya agar aktor dan aktris bisa merasa nyaman dalam bekerja. Kalau kami butuh mengubah sesuatu seperti koreografi yang berbeda, kami akan melakukannya. Jadi proyek ini sangat mudah karena sutradaranya sangat berpengalaman dan turun tangan soal itu," tutur Aastha Khanna.

Bedah Tuntas Koreografi Adegan Ranjang

Koreografi dari sebuah adegan seks juga sudah disiapkan dengan sangat detail. Ada proses latihan sebelum para aktor dan aktris benar-benar beradegan di depan kamera. Bahkan di hari pengambilan gambar pun, mereka akan tetap ditanya soal kesiapan mental dan kenyamanan mereka untuk melakukan proses syuting.

Satu per satu gerakan dalam sebuah adegan intim dibedah tuntas. Mulai dari posisi kepala, posisi tangan, posisi kaki, hingga berapa lama para aktor dan aktris harus ada dalam posisi intim tertentu juga sudah ditentukan sejak awal. Selain itu, semua kru yang ada di lokasi juga dipastikan untuk tidak berkata-kata tidak nyaman terkait adegan tersebut. Bahkan meski konteksnya bercanda sekalipun. Kalau terdengar mereka membuat lelucon terkait atau ikut mendesah saat adegan tersebut atau apapun yang pada akhirnya bisa menimbulkan ketidaknyamanan dari pihak aktor/aktris, mereka akan disidang dan dipecat saat itu juga.

"Menurutku penting buat pihak produksi untuk melihat pekerjaan ini dan menyikapinya dengan serius. Dan semuanya harus dilakukan dengan senyaman mungkin buat semua orang. Dan mereka tegas bahwa semua orang di produksi ini harus sepakat soal ini. Terutama untuk Asti (Adinia Wirasti), karena Asti ada beberapa adegan ranjang. Meski kita hanya melakukan adegan ini untuk Asti saja, tapi semua aktor yang terlibat harus memberikan dukungan buat dia. Kami ingin memastikan bahwa dalam produksi ini semuanya sangat aman dan nyaman, sesuai dengan standar internasional," tegas Aastha.

Ada beberapa hal yang juga tidak kalah pentingnya harus ada di lokasi syuting menurut sang koordinator keintiman. Yakni benda-benda seperti parfum dan permen mint. Hal ini dibutuhkan demi menjaga kepercayaan diri para aktor dan aktris saat melakukan adegan mesra dan intim. Karena tentunya tidak ada yang ingin konsentrasi mereka buyar karena bau napas yang tidak sedap atau aroma tubuh yang tidak wangi. Karena Aastha Khanna tidak bisa ada di lokasi, dia memastikan bahwa asisten sutradara menyiapkan segala kebutuhan ini.

"Aku biasanya akan mempersiapkan mint di set, parfum, dan hal-hal seperti itu. Demi untuk membuat para pemain merasa nyaman dengan tubuh mereka sendiri tanpa perlu khawatir soal napas mereka bau, atau badan bau. Sesuatu yang sederhana seperti itu. Aku juga bilang ke para pemain untuk sedia mint di set, sediakan parfum pribadi yang mereka suka. Karena set bisa jadi sangat hectic dan melakukan adegan itu berulang-ulang dengan sudut pengambilan gambar berbeda, suasana bisa jadi sangat gerah," tambah dia.

"Tapi yang paling penting, di hari sebelum mereka melakukan adegan intim aku juga akan memastikan bahwa mereka sedang dalam kondisi mental yang siap. Bertanya ke mereka bagaimana perasaan mereka hari itu? Apakah mereka siap untuk melakukan adegan itu? Apakah mental mereka siap dan nyaman untuk beradegan hari ini?" tutup dia.

Topik Terkait

FilmHiburanNewsResensi Film

Topik Lanjutan