Sejumlah mal besar di Tanah Air banyak yang sepi ditinggal pengunjung. Salah satunya terjadi di Mall @ Alam Sutera, Tangerang yang terletak di jantung BSD Serpong. Mal ini terletak di kawasan kota mandiri Alam Sutera (Alsut), lebih tepatnya di Jalan Jalur Sutera Barat Kav. 16, Alam Sutera, Tangerang. Mal yang berdiri di dekat gedung Universitas Bina Nusantara (Binus) Alsut ini terdiri dari 3 lantai pusat perbelanjaan serta 2 lantai area parkir.
Berdasarkan pantauan kondisi mal tampak sangat sepi. Tidak banyak pengunjung yang terlihat sedang wira-wiri di dalam kawasan mal tersebut. Dari lobi utama Mall @ Alam Sutera, tidak banyak orang terlihat. Hanya ada satpam dan resepsionis saja. Masuk ke lantai dasar pun sama sepinya, hanya ada beberapa penjaga tenant dan petugas mal saja.
Di tengah lobi utama mal, terlihat ada kawasan bermain anak yang tidak sedang dioperasikan. Di dalam area bermain itu, tampak sejumlah alat bermain anak yang ditutupi terpal hitam dan di sisinya terlihat istana balon yang membentang dibiarkan tidak terisi angin.
Tidak hanya sepi pengunjung, Mall @ Alam Sutera ini juga tampak sudah banyak ditinggalkan tenant. Hal ini terlihat dari banyaknya gerai yang tutup. Masih di lantai dasar, terlihat beberapa gerai yang ada di tengah selasar mal terlihat tidak memiliki tenant. Sementara itu, pada sisi-sisi selasar juga ditemui beberapa gerai tutup. Hal ini juga terlihat pada lantai 1 dan 2.
Sebagian besar gerai yang memiliki etalase kaca tampak tutup dan kosong, selain itu di sepanjang selasar mal juga terlihat banyak gerai-gerai tutup yang pada bagian luarnya dibungkus oleh terpal dengan berbagai gambar dan tulisan.
Sesekali hanya terlihat ada satu dua pengunjung berkeliling mal, yang sebagian besarnya merupakan mahasiswa dari universitas sekitar. Selain itu ditemui juga beberapa driver ojek online (ojol) yang nampak tengah mengambil pesanan makanan dari beberapa tenant di dalam mal.
Manajemen Mall @ Alam Sutera buka-bukaan kondisi mal-nya saat ini. Saat ini sejumlah tenant di mal tersebut tutup. Jumlah pengunjung di mal tersebut pun tak sebanyak dulu. Direktur Mall @ Alam Sutera Hendra Tirtawinata menjelaskan kondisi yang tengah dihadapi manajemen mal saat ini merupakan imbas dari pandemi. Dijelaskan, pada awal pandemi pihak pengelola mal terpaksa harus tutup selama beberapa bulan karena aturan dari pemerintah. Hal ini tentu membuat mal tidak bisa menerima pengunjung untuk datang sama sekali.
Akibatnya, baik pihak pengelola maupun tenant yang ada tidak memiliki pemasukan. Sejumlah tenant yang tidak dapat bertahan pun terpaksa harus menutup gerainya saat itu. “Ketika kena pandemi kemarin, kita kena tutup tidak boleh buka beberapa bulan oleh peraturan pemerintah. Ketika kita tutup, income kita kan nol (0), nggak ada income. Karena kan gedungnya tutup nggak boleh beroperasi,” kata Hendra Tirtawinata.
“Tapi (saat tutup) biaya kita kan nggak bisa nol, kenapa? Keamanan, kan saya mesti tetap jagain (gedung mal yang tutup), nggak bisa saya nolin, kalau saya lepas nggak ada keamanan kan gedung saya siapa yang jagain? kebersihan? Kan nggak mungkin saya biarkan kaya gedung nggak penghuni, pas saya ingin buka lagi gimana? Jadi post (pengeluaran mal) gede,” jelasnya lagi.
Belum lagi, Hendra mengungkapkan pihak pengelola masih harus membayar biaya listrik yang cukup besar walaupun mal sedang tutup. Biaya energi inilah yang dirasa paling besar dan cukup membebani pengelola.
Terlepas dari kondisi yang membuat biaya operasional terus membengkak itu, pihak manajemen mal mengaku tetap tidak ingin melakukan PHK masal terhadap para pegawainya walaupun mereka tahu hal ini akan sangat berdampak terhadap kesehatan keuangan mal.
“Karyawannya kan saya jaga jangan sampai kena PHK. Karyawan mal saya, kecuali karena mereka resign sendiri ya, tapi yang gara-gara pandemi terus kita kurangi itu enggak. Kita pertahankan semaksimal mungkin, jadi boleh dibayangkan beban kita begitu besar,” ucap Hendra.
Meski demikian, saat ini Hendra mengaku kondisi mal tersebut berangsur-angsur mulai membaik usai pemerintah mencabut kondisi darurat Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Bahkan jumlah pengunjung juga mulai mengalami peningkatan secara drastis, khususnya saat akhir pekan. “Sejak pandemi (kondisi darurat Covid-19) dicabut, kewajiban pakai masker kan juga udah dicabut, itu kan membuat orang jauh lebih nyaman (berkunjung ke mal),” ujar Hendra.
“Karena sedikit banyak, sekarang setiap hari Minggu pengunjung saya nggak kurang dari 20.000 orang. (Dibandingkan saat pandemi, jumlah pengunjung) jauh meningkat. Dibandingkan dengan akhir tahun lalu saja (saat PPKM masih diberlakukan) paling (jumlah pengunjung) saya cuma setengahnya,” tuturnya lagi.
Di sisi lain, Hendra menjelaskan saat ini pihak mal sendiri tengah melakukan renovasi sebagai bagian dari rencana bisnis perusahaan. Proses renovasi ini dilakukan secara bertahap. Proses ini juga jadi salah satu alasan masih banyak tenant yang tutup.
Untuk saat ini, Hendra mengaku tingkat okupansi mal saat ini sudah berada di kisaran 60% dan akan terus meningkat. Sebab sejumlah tenant baru akan segera memasuki mal, hanya saja masih dalam tahap persiapan. Setelah proses renovasi selesai dan tenant-tenant baru masuk itu masuk, diperkirakan tingkat okupansi mal akan meningkat jadi 75%.
“Karena (saat ini) dalam proses transisi. Jadi dalam proses transisi ini kalau di mal kan kita lakukan bertahap. Karena kan saya juga harus realistis ya, kalau saya renovasinya sekaligus, sama aja kaya saya bikin mal baru dong dananya juga,” jelasnya lagi. “Okupansi kita saat ini kira-kira 60%. Ini sebelum AEON Store buka ya. Nanti kalau AEON Store sudah buka otomatis okupansi kita akan sekitar 75%” ungkapnya.