Skip to content

PT Mass Rapid Transit Akan Fokus Di Bisnis Properti

Sejak beroperasi di Indonesia tepatnya di Jakarta, PT Mass Rapid Transit (MRT) tak hanya fokus mengembangkan sistem transportasi untuk masyarakat. Perusahaan BUMN berpelat merah itu juga terus mengembangkan bisnis di sektor lain sejalan dengan misinya mengembangkan transportasi yang ramah masyarakat. Sistem Transit Oriented Development (TOD) pun dijajal untuk mengembangkan bisnis secara lebih luas. Dalam perjalanannya perusahaan itu mencontoh sistem TOD yang telah berjalan di Hong Kong dan Singapura.

Kepala Departemen TOD Business Generation PT MRT Jakarta Raihan Kusuma mengatakan sistem TOD yang dikembangkan perusahaannya tidak hanya fokus membangun tempat tinggal akan tetapi membangun kawasan dengan masterplan yang bisa memenuhi segala aspek dan kebutuhan masyarakat di era modern yang berjalan serba cepat ini.

Sumber pendapatan dari properti TOD ini bahkan memberi kontribusi hingga 60 persen

Menurutnya jika hanya berfokus pada hunian maka justru tak ada kawasan yang dikembangkan terutama diwilayah Jakarta kecuali apartemen. Sebab dalam satu kawasan TOD ini harus ada segala aspek yang dibutuhkan masyarakat mulai dari bisnis, rekreasi, hunian permanen seperti perumahan hingga transportasi.

“Karena niat kita ingin mengembalikan orang yang pergi dan mencari hunian di luar Jakarta untuk kembali ke Jakarta” kata Raihan ditemui di kantor MRT Jakarta beberapa waktu lalu.

Profil Avlin Gozali Pemilik Autograph Tower Gedung Pencakar Langit Tertinggi Di Indonesia
Autograph Tower resmi dinobatkan menjadi gedung pencakar langit tertinggi di Indonesia dengan tinggi mencapai 382,9 meter menyalip Gama Tower yang setinggi 285,5 meter. Autograph Tower berlokasi di Kompleks Thamrin Nine yang berada di Jl. M. H. Thamrin, Jakarta Pusat. Oleh karena itu, gedung ini pun…

MRT Jakarta berkaca pada Land Transport and Authority (LTA) Singapura dan MTR Hong Kong. Raihan mengatakan keduanya benar-benar memanfaatkan kawasan yang semula tak berpenghuni di dekat stasiun MRT seperti didearah sekitar Pondok Indah, Pondok Pinang, Radio Dalam hingga Bintaro. Kemudian dengan memanfaatkan sektor properti itu, mereka bisa memperoleh pendapatan yang cukup besar. “Sumber pendapatan dari properti TOD ini bahkan memberi kontribusi hingga 60 persen,” katanya.

Memanfaatkan Lahan Milik Negara

Saat ini ada sejumlah kawasan TOD yang sudah dikembangkan di Jakarta. Ke depan maka kawasan-kawasan itu akan terus bertambah sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga : Membangun Hotel Diatas Tanah Negara Kini Hotel Sultan Disita Pemerintah Indonesia

Raihan menuturkan demi mewujudkan kawasan TOD ini MRT Jakarta akan memanfaatkan sejumlah lahan milik Pemprov DKI Jakarta sehingga sertifikat kepemilikannya hanya berupa HGB dan bukan SHM atau hak milik karena ini adalah tanah milik pemerintah. Tentu ini berbeda dengan tempat tinggal yang dibangun oleh swasta berupa apartemen yang memiliki sertfikat berjenis SHM SRS.

Nantinya properti atau hunian rumah susun atau apartemen yang menjadi salah satu aspek bisnis di TOD itu akan terdiri dari dua konsep yaitu :

  1. Konsep sewa co-living yang dinamai Alaspadu.
  2. Konsep kepemilikan atau kelas apartemen yang disebut Rumahpadu dengan masa kepemilikan selama 99 tahun saja. Hunian ini ditargetkan untuk anak muda dari kelas menengah yang membutuhkan hunian di Jakarta.

“Dalam sepuluh tahun ke depan kami memproyeksikan bisnis properti yang sedang dikembangkan bisa menyumbang 60-70 persen pendapatan MRT Jakarta,” kata dia.

BNI Lelang Tanah Apartemen Fritz dan Venetian di Kingland Avenue Di Serpong
PT Bank Negara Indonesia Tbk atau Bank BNI (BBBI) melelang properti milik perusahaan terafiliasi Grup Alfamart, Apartemen Kingland Avenue.Dalam pengumuman lelang resmi yang dikeluarkan BNI, pihaknya melelang 5 bidang tanah berikut bangunan Apartemen Kingland Avenue dan segala sesuatu yang melekat d…

Raihan juga memastikan, ketika ibu kota resmi dipindah ke Kalimantan konsep TOD ini tetap berjalan dan tak akan mati meskipun pusat pemerintahan tak lagi di Jakarta. Lagi pula Jakarta ke depannya memang dibentuk sebagai pusat bisnis yang tentunya membutuhkan alat transportasi dengan hunian yang modern. “Tidak usah khawatir, karena ke depan kami tetap optimis TOD tetap berjalan meskipun ibu kotanya sudah pindah,” katanya.

Skywalk MRT Lebak Bulus dan Poin Square

Pemprov DKI Jakarta bakal membangun jembatan yang menghubungkan mal Poins Square dengan Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kepala Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta Hari Nugroho menyebut tahap perancangan sudah selesai.

“Jadi rencananya sudah selesai, tahun 2024 akan kita bangun,” kata Hari di acara peresmian Skywalk Kebayoran. Hari menjelaskan bahwa jembatan yang akan dibangun nanti bakal memudahkan calon penumpang MRT Lebak Bulus. Warga akan dimudahkan untuk mencapai stasiun MRT Lebak Bulus dari Poins Square.

“Nanti di Lebak Bulus, nanti kita akan perpanjang yang di Poins Square jadi nanti dari MRT Lebak Bulus nyambung ke Poins Square,” kata Hari. Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta baru saja meresmikan jembatan Skywalk Kebayoran lama.

JPO ini menyambungkan tiga moda transportasi antara lain Stasiun KRL Kebayoran, Halte Transjakarta Velbak Koridor 13 dan Halte Pasar Kebayoran Koridor 8 yang berada dekat dengan kawasan Senayan. Jembatan itu juga memiliki panjang sekitar 450 meter dengan lebar skywalk 3,6 meter. Pembangunan jembatan itu menggunakan biaya yang berasal dari APBD.