Megalomania dan narsisme khususnya gangguan kepribadian atau kejiwaan narsistik memiliki beberapa kesamaan akan tetapi juga memiliki perbedaan yang jelas. Berikut ini penjelasannya:
Orang yang berkepribadian megalomania dan narsistik memiliki beberapa kesamaan yaitu
- Keangkuhan dan Tinggi hati
Keduanya melibatkan perasaan bahwa dirinya adalah penting yang berlebihan. Selalu ingin didahulukan dan diperlakukan istimewa lebih dari orang lain. Mereka selalu memiliki alasan mengapa mereka wajib diperlakukan istimewa. - Butuh untuk selalu dikagumi
Keduanya mencari kekaguman dan validasi yang berlebihan dari orang disekitar mereka dan siapapun yang tidak mampu menunjukan kekaguman atau penghargaan pada mereka akan menjadi musuh nomer satu. - Tidak memiliki empati
Keduanya menunjukkan ketidakpedulian terhadap perasaan orang lain. Meskipun beberapa mampu memperlihatkan kepedulian yang semu - Fantasi Kekuasaan
Keduanya selau berfantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, atau kecemerlangan yang tidak terbatas. Mereka sama-sama berpendapat bahwa kesuksesan adalah hak asasi mereka dan siapapun yang tidak memberikan hal tersebut pada mereka adalah golongan orang yang zholim
Perbedaam Megalomania dan Narsistik
Fokus Utama
Megalomania terobsesi terhadap kekuasaan, dominasi, dan kontrol terhadap orang lain sehingga sering kali bersifat politis, militer atau ideologis dan agama. Narsisme berfokus pada pemujaan diri, superioritas dan hak akan kesuksesan.
Ruang Lingkup
Megalomania bersifat eksternal yaitu berusaha mendominasi orang lain, institusi, lembaga agama atau negara. Sedangkan narsistik lebih bersifat internal dan pribadi seperti ingin terlihat sempurna dan istimewa agar selalu dikagumi dan menjadi contoh teladan
Manifestasi
Megalomania terlihat pada diktator bahkan pada lingkungan yang kecil, pemimpin kultus, otoriter dan tidak dapat dibantah sama sekali. Sedangkan narsistik sering terlihat dalam egoisme sehari-hari seperti tidak mau menunggu antrian, kesombongan, suka pamer kekayaan atau perilaku manipulatif
Megalomania Adalah Spektrum Narsistik
Seorang megalomania terobsesi dengan kekuasaan dan kontrol seperti seorang tirani yang ingin menguasai dunia. Seorang narsisis terobsesi untuk dipuja dan merasa superior misalnya seseorang yang selalu menuntut pujian dan meremehkan orang lain.
Keduanya dapat tumpang tindih misalnya seorang pemimpin narsis yang menjadi megalomania akan tetapi keduanya tidak sama karena adanya perbedaan motif dan fokus.
Maka secara umum dapat dikatakan bahwa seorang megalomania adalah salah satu spektrum dari narsisis akan tetapi mereka fokus pada yang lebih ekstrem dan spesifik pada kekuasaan, dominasi, dan kontrol terhadap manusia lain.
Megalomania adalah bentuk ekstrem dari narsistik sedangkan narsisme adalah gangguan kejiwaan yang melibatkan penyembahan terhadap diri sendiri dan kebutuhan akan kekaguman. Megalomania adalah narsisme yang lebih jauh ke dalam fantasi dan khayalan tentang kekuasaan absolut atas orang lain.
Semua megalomania adalah narsis akan tetapi tidak semua narsis adalah megalomania. Seorang narsis biasa hanya ingin menjadi orang yang paling dikagumi di dalam ruangan sementara megalomania ingin dipuja dan memiliki seluruh lingkungan.
Megalomania sering kali mencakup paranoia dan keterpisahan dari kenyataan. Kepribadian narsisis adalah kepribadian yang manipulatif dan berpusat pada diri sendiri. Megalomania mungkin benar-benar percaya bahwa mereka ditakdirkan untuk menguasai dunia seperti diktator, pemimpin sekte, pemuka agama atau ilmuwan gila dalam fiksi.
Beberapa orang narsisis rentan atau terselubung yang berarti mereka mencari validasi dengan cara yang lebih halus misalnya selalu menempatkan dirinya sebagai korban. Namun, orang megalomania hampir selalu terang-terangan, agresif, dan haus kekuasaan.
Megalomania adalah subtipe narsisme yang ekstrem dan berfokus pada kekuasaan. Jika narsisme adalah sebuah spektrum maka megalomania berada di ujungnya di mana cinta diri berubah menjadi kompleksitas dewa dan nafsu untuk mengendalikan orang lain
Bagaimana Seorang Narsistik Berubah Menjadi Megalomania?
Ada beberapa faktor yang memebuat seorang narsistik secara perlahan berubah menjadi megalomania yaitu Pertama ketika mereka memperoleh kesuksesan atau kekayaan, ketenaran atau kekuasaan dalam pekerjaan, bisnis, politik, atau kepemimpinan maka keangkuhannya akan bertambah. Hal ini akan menjadi bahan bakar untuk menutupi egonya yang lemah.
Kedua apabila setelah meraih kesuksesan, mereka akan banyak dikelilingi oleh para penjilat yang tidak pernah menantang mereka dan selalu memberikan pujian terhadap apapun yang mereka lakukan sehingga ini akan meningkatkan fantasi narsistik akan keagungan mereka.
Ketiga, seorang narsistik akan secara naluriah menghindari mereka yang memberikan saran yang tidak sesuai dengan pendapat mereka dan hal ini menyebabkan mereka terisolasi dari kenyataan dan semakin meningkatkan fantasi mereka bahwa mereka adalah yang paling benar.
Pada tahap akhir seorang narsistik yang telah mendapatkan pujian secara konstan dan terbukti dengan kesuksesan yang diperolehnya maka mereka akan secara perlahan menjadi adiksi terhadap kekuasaan baik ditempat tinggal lingkungan mereka berada maupun bisnis,