Pada Juni 2021, ahli paleontologi Melanie During mengirimkan manuskrip ke Majalah Nature yang dia duga dapat menimbulkan sensasi ilmiah kecil. Berdasarkan tanda isotop kimiawi dan pola pertumbuhan tulang yang ditemukan pada fosil ikan yang dikumpulkan di Tanis, sebuah situs fosil terkenal di North Dakota, Melanie During menyimpulkan bahwa asteroid yang mengakhiri era dinosaurus 65 juta tahun lalu menghantam Bumi saat musim semi di Belahan Bumi Utara.
Tapi Melanie During yang merupakan kandidat Ph D pada Universitas Uppsala (UU) menerima berita yang membuatnya terkejut pada Desember 2021 yaitu saat makalahnya masih dalam peninjauan. Mantan rekan sejawat pada timnya Robert DePalma yang telah dia daftarkan sebagai penulis kedua dalam penelitian tersebut telah menerbitkan makalahnya sendiri di Scientific Reports yang pada dasarnya mencapai kesimpulan yang sama namun berdasarkan data yang sepenuhnya terpisah dan berbeda. Melanie During yang makalahnya diterima oleh Nature tidak lama kemudian dan diterbitkan pada bulan Februari mencurigai bahwa Robet DePalma ingin mengklaim untuk dirinya sendiri penghargaan atas temuan yang revolusioner tersebut dan menghilangkan peran ketua timnya yaitu Melanie During. Robert DePalma mengarang data untuk memperkuat klaimnya atas penemuannya tersebut.
Setelah mencoba mendiskusikan masalah ini dengan editor di Scientific Reports selama hampir setahun maka During baru-baru ini memberanikan diri untuk mempublikasikan kecurigaannya. Dia dan supervisornya yaitu ahli paleontologi Uppsala University – Per Ahlberg telah berbagi keprihatinan mereka dengan Science pada 3 Desember. Melanie During memposting pernyataannya jurnal feedback PubPeer mengklaim, “Kami terpaksa bertanya apakah data [di DePalma et al. paper] telah dikarang dan manupulasi agar sesuai dengan kesimpulan yang sudah diketahui sebelumnya.
Grafik dan gambar yang diplot dalam makalah DePalma berisi banyak penyimpangan klaim During dan Ahlberg — termasuk titik data yang hilang dan digandakan serta kesalahan grafis kecil yang tidak masuk akal — hal ini menunjukkan bahwa data itu telah dibuat secara manual dan bukan diproduksi oleh perangkat lunak analisis data. DePalma belum mempublikasikan sama sekali data mentah yang diproduksi software yang mendasari analisisnya. During dan Ahlberg yang merupakan anggota the Royal Swedish Academy of Sciences secara tegas mempertanyakan apakah data mentah tersebut benar benar ada.
Robert DePalma yang sekarang adalah mahasiswa PhD di Universitas Manchester dengan keras menyangkal melakukan penipuan dan manipulasi data. “Kami benar-benar tidak akan dan tidak pernah, memalsukan data dan/atau sampel agar sesuai dengan hasil ini atau tim lain” tulisnya dalam email ke Science. Dia mengatakan penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports dimulai jauh sebelum Melanie During tertarik pada topik tersebut dan diterbitkan setelah diskusi panjang lebar soal penerbitan makalah bersama Melanie During tidak menghasilkan apa-apa. “Pada akhirnya kedua penelitian tersebut yang muncul di media cetak dalam hitungan satu minggu ternyata saling melengkapi dan saling menguatkan” katanya.
Data mentah hilang demikian alasan pembenaran Robert DePalma karena ilmuwan yang menjalankan analisa meninggal bertahun-tahun sebelum publikasi makalah dan DePalma tidak dapat menemukan data mentah tersebut dari laboratorium rekannya tersebut.
Pendapat Ilmuwan Independen Pemalsuan Data
Beberapa ilmuwan independen yang dimintai pendapatnya tentang kasus ini oleh Science setuju bahwa penelitian Scientific Reports berisi penyimpangan data yang mencurigakan dan sebagian besar ilmuwan tersebut sangat terkejut bahwa penelitian ilmiah tersebut mengandung kesalahan ketik, catatan kaki yang belum terselesaikan dan beberapa kesalahan notasi dasar — tersebut berhasil lolos dari redaksi hingga diterbitkan. Meskipun mereka berhenti mengatakan bahwa ketidakberesan jelas mengarah pada penipuan, sebagian besar — tetapi tidak semua — mengatakan bahwa mereka sangat prihatin sehingga tim Robert DePalma harus menemukan data mentah dibalik analisisnya jika mereka ingin membersihkan diri dari penipuan dan manipulasi data.
“Ada yang mencurigakan di sini” kata Mauricio Barbi seorang fisikawan dibidang high energy di Universitas Regina yang berspesialisasi dalam penerapan metode fisika pada paleontologi. “Itu perlu dijelaskan. Jika mereka dapat memberikan data mentahnya maka ini adalah kasus kecerobohan semata. Tetapi jika tidak, yah, penipuan ada di atas meja.
“Intinya adalah bahwa kasus ini hanya akan melibatkan ketidak jelasan yang nadir dan sumir sampai penulis dapat menunjukan catatan utama dari penelitian laboratorium mereka,” tambah John Eiler seorang ahli analisis geokimia dan isotop di California Institute of Technology.
Namun dua ilmuwan independen yang meninjau data di balik penelitian ilmiah tersebut tidak lama setelah publikasi mengatakan bahwa mereka puas dengan keasliannya dan tidak memiliki alasan untuk tidak mempercayainya. Pemimpin redaksi Scientific Reports Rafal Marszalek mengatakan jurnal tersebut menyadari keprihatinan terhadap penelitian tersebut dan sedang menyelidikinya. Dia menolak untuk berbagi rincian karena penyelidikan sedang berlangsung.
Bermula Dari Penemuan Situs Arkeologi Tanis Di Western Interior Seaway
Melanie During mengunjungi Tanis pada tahun 2017 saat dia masih menjadi mahasiswa Master Degree di Free University of Amsterdam. Mentornya di sana, ahli paleontologi Jan Smit memperkenalkannya pada Robert DePalma yang saat itu menjadi mahasiswa pascasarjana di University of Kansas, Lawrence. DePalma memiliki hak istimewa ke situs Tanis, yang berada di tanah pribadi dan mengontrol akses ke sana.
Bagian dari Hell Creek Formation yang sangat kaya akan fosil yaitu Tanis terletak di pantai kuno Western Interior Seaway sekitar 65 juta tahun yang lalu. Ketika asteroid pembunuh dinosaurus menghantam Bumi gelombang kejut menyebabkan gelombang tsunami raksasa di perairan dangkal yang membuat endapan lapisan sedimen yang mengubur tumbuhan dan hewan yang tewas dalam peristiwa tersebut.
During dan DePalma menghabiskan 10 hari bersama di lapangan menggali fosil beberapa ikan paddlefish dan spesies ikan yang terkait erat dengan sturgeon modern yang disebut acipenseriformes. “Saya telah melakukan beberapa penggalian sekarang dan ini adalah situs paling fenomenal yang pernah saya kerjakan” kata During. “Ada fosil di mana pun saya melihat”
Setelah dia kembali ke Amsterdam, During meminta DePalma untuk mengirimkan sampel yang dia gali yang kebanyakan fosil ikan sturgeon. DePalma melakukannya dan kemudian juga mengirimkan sebagian fosil ikan paddlefish yang dia gali sendiri. During berhasil memperoleh gambar x-ray beresolusi sangat tinggi dari fosil-fosil tersebut di European Synchrotron Radiation Facility di Grenoble, Prancis. Sinar-x mengungkapkan potongan-potongan kecil kaca yang disebut spherules — sisa-sisa hujan batu cair yang akan terlempar dari lokasi tabrakan asteroid rakasa dan debu batu yang menghujani seluruh penjuru dunia. DePalma dan rekannya juga menerbitkan sebuah makalah di Proceedings of the National Academy of Sciences pada tahun 2019 yang menggambarkan penemuan sferula ini namun dengan sampel berbeda yang dianalisis di fasilitas lain.
Fakta bahwa spherules ditemukan di insang ikan menunjukkan bahwa hewan tersebut mati dalam hitungan menit hingga jam setelah tabrak asteroid dengan bumi. Tapi fosil juga memegang petunjuk tentang pada musim apa bencana tersebut terjadi demikian temuan dari Melanie During. Lapisan tipis sel tulang pada sirip ikan sturgeon menebal setiap musim semi dan menipis pada musim gugur. Ini menyediakan semacam metronom musiman dan hasil sinar-x mengungkapkan lapisan-lapisan ini baru saja mulai menebal ketika ikan ikan sturgeon yang malang itu menemui ajalnya. Petunjuk ini menunjuk bahwa tabrakan asteroid raksasa tersebut terjadi ketika awal musim semi. Spektrometri massa juga mengungkapkan tulang sirip ikan paddlefish mengandung kadar karbon-13 yang lebih tinggi dari biasanya, isotop ini lebih melimpah pada ikan paddlefish modern — yang mungkin merupakan kerabat purba mereka — selama musim semi ketika mereka makan lebih banyak zooplankton yang juga kaya akan karbon-13.
Terjadinya Pemalsuan Data Arkeologi Dari Sisi Robert DePalma
Melanie During menjelaskan temuan dalam tesis masternya tahun 2018 dimana salinannya dia bagikan dengan DePalma pada Februari 2019. Pada tahun yang sama dan termotivasi oleh penghargaan Belanda untuk tesis tersebut maka Melanie During mulai menyiapkan artikel jurnal. Selama 2 tahun berikutnya, During mengatakan dia berulang kali mencoba untuk mendiskusikan untuk menulis bersama dengan DePalma jurnal ilmiah tersebut akan tetapi DePalma menolak bekerjasama. Namun ketika During mengirimkan manuskripnya ke Nature pada 22 Juni 2021 ia tetap mendaftarkan DePalma sebagai penulis kedua pada jurnal ilmiah tersebut.
DePalma menggambarkan interaksi mereka dengan sisi yang jauh berbeda. Dia mengatakan timnya yang pertama kali menemukan ide untuk menggunakan sinyal isotop fosil untuk menemukan bukti waktu musim tabrakan asteroid itu terjadi dan ide inilah yang Melanie During adopsi setelah mempelajarinya seksama selama waktunya di Tanis — sebuah tuduhan yang Melanie During tolak dengan keras. Setelah timnya mengetahui tentang rencana During untuk menerbitkan makalah ilmiah tersebut maka kata DePalma, salah satu rekannya sangat menyarakan sekali untuk Melanie During bahwa makalah haruslah secara minimal mengakui pekerjaan tim DePalma sebelumnya dan mencantumkan nama DePalma sebagai rekan penulis. DePalma mengatakan timnya juga mengundang tim During untuk bergabung dengan studi DePalma yang sedang berlangsung. “Selama proses panjang pembahasan opsi-opsi ini … mereka memutuskan untuk menyerahkan makalah penelitian mereka” katanya.
DePalma mengirimkan makalahnya sendiri ke Scientific Reports pada akhir Agustus 2021 dengan tim penulis yang sama sekali berbeda termasuk supervisor DePalma yang bergelar PhD di University of Manchester, Phillip Manning. “Tidak ada bagian dari makalah During yang berkaitan dengan konten penelitian kami” kata DePalma. Science telah meminta rekan penulis lain yang terlibat atas penelitian ilmiah ini termasuk Manning untuk memberikan komentar akan tetapi tidak ada yang menjawab.
Proses Rekapitulasi Data Manual Tanpa Software
Ketika makalah DePalma diterbitkan lebih dari 3 bulan kemudian. During mengatakan dia segera melihat adanya ketidakberesan dalam angka-angka tersebut dan dia khawatir karena para penulis tidak menerbitkan data mentah mereka. Ahlberg juga memiliki keprihatinan yang sama. Atas sarannya, dia menulis surat resmi ke Scientific Reports. Dia juga menghapus nama Robert DePalma sebagai penulis dari makalah penelitiannya sendiri yang masih dalam ditinjauan oleh Nature.
Dalam surat tertanggal 6 Januari kepada editor jurnal yang menangani manuskripnya yang diteruskannya ke Science DePalma mengakui bahwa grafik garis dalam makalahnya diplot secara manual dengan tangan dan bukan dengan software grafik seperti standar baku dalam penelitian ilmiah. Alasan pembenaran DePalma adalah karena data isotop telah diberikan kepadanya sebagai kumpulan data non-digital oleh seorang kolaborator yaitu arkeolog bernama Curtis McKinney dari Miami Dade College yang kebetulan meninggal pada tahun 2017. DePalma juga mengakui bahwa proses transkripsi manual menghasilkan beberapa kejadian yang sangat disesalkan di mana titik data bergeser dari nilai yang sebenarnya tetapi tidak satu pun dari contoh ini yang mengubah keseluruhan geometri garis yang diplot atau memengaruhi interpretasi data tersebut. Kumpulan data non-digital McKinney layak untuk pekerjaan penelitian dan tetap dalam toleransi normal untuk penggunaan.
Miami Dade College menang tidak memiliki spektrometer massa operasional. Hal ini menunjukkan McKinney harus melakukan analisis isotop yang menjadi landasan penelitian ini di fasilitas lain. Namun mantan ketua departemen McKinney, Pablo Sacasa, mengatakan dia tidak mengetahui McKinney pernah berkolaborasi dengan laboratorium di institusi lain. “Saya tidak percaya Curtis sendiri pergi ke lab lain … dia sakit selama bertahun-tahun,” kata Sacasa.
Ketika ditanya di mana McKinney melakukan analisis isotopnya, DePalma tidak memberikan jawaban. Dia memang mengirim ke majalah Science yaitu dokumen yang berisi apa yang dia katakan sebagai data McKinney. Ini menampilkan apa yang tampak seperti hasil scan dari tabel yang diketik secara manual yang berisi data isotop dari fosil ikan. Tabel ini tidak sama dengan data mentah yang dihasilkan oleh spektrometer massa yang disebutkan di bagian metode ilmiah dimakalah tersebut akan tetapi DePalma mencatat bahwa kredibilitas data telah diverifikasi oleh dua peneliti luar yaitu ahli paleontologi Neil Landman di American Museum of Natural History dan ahli geokimia Kirk Cochran di Stony Brook University.
Baik Landman dan Cochran mengonfirmasi kepada Science bahwa mereka telah meninjau data yang diberikan oleh DePalma pada bulan Januari dan tampaknya mengikuti permintaan Scientific Reports untuk klarifikasi tambahan tentang masalah yang diangkat oleh During dan Ahlberg segera setelah penelitian ilmiah tersebut diterbitkan. Cochran mengatakan format data isotop bukanlah hal yang luar biasa. “‘Data mentah jarang diberikan ke pengguna akhir termasuk saya sendiri. karena yang mengontrak analisis isotop dari lab yang melakukannya.”
Cochran mengatakan DePalma keliru karena tidak memasukkan data ini dan asal-usulnya dalam manuskrip aslinya, tetapi intinya adalah bahwa saya tidak punya alasan untuk tidak mempercayai data dasar atau dengan cara apa pun percaya bahwa data tersebut itu dibuat-buat atau dipalsukan.
Editor Scientific Reports Lambat Mengambil Tindakan
Eiler membantah hal itu dengan mengatakan jika data dihasilkan di laboratorium isotop maka laboratorium itu akan memiliki komputer desktop yang mencatat hasil dan data tersebut seharusnya masih tersedia. “File-file itu hampir pasti dibuatkan back up dan laboraotrium harus memiliki semacam proses pencatatan yang mengatakan apa yang dilakukan kapan dan oleh siapa”
Barbi juga tidak terkesan. “Mereka tampaknya sengaja menghilangkan data mentah dari naskah aslinya” katanya. “Dalam pandangan saya itu adalah kelalaian yang disengaja yang membuat saya mempertanyakan kredibilitas data”. Steve Brusatte, seorang ahli paleontologi di University of Edinburgh mengatakan “Ada cara sederhana bagi tim DePalma untuk mengatasi masalah ini dan itu adalah mempublikasikan output data mentah dari analisis isotop stabil mereka.”
Pada 2 Desember, menurut email yang diforward ke Science, editor yang menangani makalah DePalma di Scientific Reports secara resmi menanggapi keluhan During dan Ahlberg untuk pertama kalinya. Email tersebut muncul setelah Science mulai melakukan penyelidikan kasus tersebut serta mengatakan keluhan During dan Ahlberg masih dalam penyelidikan. Tanggapan tersebut tidak memuaskan Melani During dan Ahlberg yang ingin penelitian ilmiah itu ditarik kembali. Eiler setuju. “Jika saya adalah editornya maka saya akan menarik kembali makalah tersebut kecuali data mentahnya dibuat dengan segera” katanya.
“Ini tentu saja merupakan hak editor jurnal untuk meminta data sumber” tambah Mike Rossner, seorang ilmuwan independen yang menyelidiki klaim manipulasi data gambar biomedis. “Dan jika tidak muncul maka akan ada banyak preseden untuk pencabutan artikel ilmiah atas dasar itu saja”