Skip to content

Mengapa Psikopat Selalu Sukses Menjadi Pemimpin?

Sebelum kita menjawab alasan mengapa seorang psikopat kebanyakan selalu sukses sebagai pemimpin atau cenderung dengan mudah untuk naik kepuncak pimpinan. Mari kita menelaah terlebih dahulu definisi dari psikopat.

Psikopat adalah seseorang yang memiliki kepribadian egosentris, narsistik dan anti sosial yang ditandai dengan kurangnya rasa penyesalan atas tindakannya, tidak memiliki empati terhadap orang lain. Kebanyakan orang menganggap bahwa anti sosial ini adalah seseorang yang pendiam, penyendiri, tidak suka bergaul, memiliki sedikit teman dan lain-lain. Akan tetapi sifat anti sosial yang sebenarnya adalah seseorang yang tidak menyukai atau menghormati aturan, tata krama, etika masyarakat dan hukum yang berlaku sehingga mereka yang bersifat ini memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum.

Psikopat justru seringkali pandai bergaul, pandai bicara, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mempesona meskipun mereka pada seringkali memiliki kecerdasan dibawah rata-rata atau memiliki IQ yang rendah. Psikopat adalah predator sosial dan karenanya mereka suka bergaul agar memudahkan mereka menemukan mangsa mereka untuk digunakan sesuai kepentingan sendiri.

Banyak sekali pakar yang melakukan riset selama beberapa dekade menjawab  pertanyaan ini serta menyelidiki siapa yang mendapatkan kekuasaan, mengapa mereka mendapatkannya dan bagaimana cara mereka berperilaku saat mencapainya dan mempertahankan kekuasaan yang telah diperolehnya.

Seorang yang mengidap penyakit narsisistik selalu haus akan kekuasaan dan  secara aktif mencari posisi yang memberi mereka kendali atas kehidupan orang lain. Para narsistik ini seperti terwakili dengan baik dalam posisi kepemimpinan, dari jabatan tertinggi negara hingga peran paling junior dalam manajemen perusahaan. Lebih mengkhawatirkan lagi kita semua turut andil baik secara sadar ataupun tidak sadar melakukan yang terbaik untuk membantu mereka mencapai puncak kekuasaan yang kemudian mereka salah gunakan.

Eksperimen Psikologi Dalam Penjara Tentang Kekuasaan

Eksperimen psikologis terkenal dari tahun 1970 membantu menjelaskan maksudnya. Para peneliti di Stanford University di California merekrut sekelompok pria dan memberi tahu separuh dari mereka bahwa mereka adalah penjaga dan separuh lainnya adalah tahanan pelaku kriminalitas. Hasilnya sungguh dramatis.

Tidak lama setelah para penjaga diberikan kendali maka mereka mulai melecehkan para tahanan dengan memukuli tahanan mereka dengan alat pemadam api, memaksa mereka untuk tidur di lantai beton dan mempermalukan tahanan tersebut. Begitu buruknya penyalahgunaan kekuasaan tersebut sehingga percobaan diakhiri lebih awal. Ketika temuan itu dipublikasikan hasilnya mengejutkan dunia.

Buktinya tampak terlalu jelas ada sisi gelap di dalam diri kita semua dan berada diposisi otoritas mampu membebaskan sisi gelap itu. Tapi sebelum menarik kesimpulan maka pertimbangkanlah hal ini bahwa untuk menemukan sukarelawan sebagai penjaga, para peneliti telah menempatkan iklan surat kabar dengan judul: ‘Dicari mahasiswa laki-laki diperlukan untuk studi psikologis tentang kehidupan penjara

Kekuasaan adalah magnet yang menarik psikopat dan orang jahat berkumpul.

Mungkinkah kata-katanya telah melenceng dari sampel orang yang ambil bagian? Ketika pada tahun 2007 para akademisi meneliti hal ini, mereka menemukan hasil yang aneh. Ternyata orang yang menanggapi iklan yang mengandung kata penjara tidak sama dengan orang yang menanggapi iklan sejenis yang mencari orang untuk penelitian akademis kajian psikologi.

Hasil penelitian lebih jauh menemukan mereka yang tertarik dengan iklan yang memiliki kata penjara mendapat skor yang jauh lebih tinggi pada ukuran agresivitas, otoritarianisme, machiavellianisme, narsisme dan dominasi sosial serta secara signifikan memiliki skor lebih rendah pada empati dan altruisme.

Ini menimbulkan pertanyaan yang menarik – sementara kita selalu berasumsi bahwa kekuasaan itu korup. Hal ini membuktikan bawah orang yang korup dan psikopat selalu mencari kekuasaan dan bukanlah kekuasan yang membuat orang baik menjadi jahat. Tapi kekuasaan adalah magnet yang menarik orang jahat untuk berkumpul.

Mendeteksi Koruptor Saat Masih Sekolah

Sebuah penelitian di India merekrut ratusan siswa dan meminta mereka memainkan permainan sederhana yaitu melempar dadu sebanyak 42 kali dan mencatat hasilnya.

Namun, sebelum mereka bermain para siswa diberi tahu bahwa mereka akan dibayar lebih banyak jika mereka mendapatkan angka yang lebih tinggi. Beberapa siswa memanipulasi hasil hingga mencatat angka enam 25 persen lebih banyak sedangkan angka satu tercatat hanya sepuluh persen. Beberapa siswa bahkan sangat tamak dan tidak terlihat takut ketahuan dengan mengklaim bahwa mereka telah melempar dadu sebanyak 42 kali berturut-turut serta sangat beruntung mendapatkan angka 6 semuanya.

Tapi ada perbedaan diantara siswa yang suka menipu dalam pemilihan aspirasi karir dari siswa yang melaporkan skor dengan jujur. Siswa yang mendapat skor tinggi palsu memiliki cita-cita untuk bergabung dengan pegawai negeri sipil atau PNS India yang terkenal sangat korup. Bagaimana ya bila penelitian ini dilakukan di Indonesia?

Para psikopat sejak masil kecil sudah berorientasi pada uang

Ketika tim peneliti lain menjalankan eksperimen serupa di Denmark, negara di mana pegawai negerinya bersih dan transparan maka hasilnya terbalik. Yang ingin menjadi pegawai negeri adalah siswa yang jujur. Para pembohong mencari profesi yang bisa membuat mereka kaya raya seperti pebisnis dan dokter.

Penampilan Fisik Penting Untuk Jadi Pemimpin

Mengapa narsistik korup begitu sering menduduki jabatan senior dalam sebuah organisasi? Karena gagasan tentang definisi seorang pemimpin yang baik tertanam sejak tahun-tahun awal perkembangan seorang anak. Dalam sebuah penelitian di Swiss, anak-anak berusia lima hingga 13 tahun diminta untuk memainkan permainan komputer di mana mereka memilih seorang kapten kapal imajiner berdasarkan dua wajah di layar.

Apa yang tidak diketahui oleh anak-anak tersebut adalah bahwa kedua kapten itu tidak dipilih secara acak akan tetapi wajah-wajah itu milik politisi pemenang dan runner-up dalam pemilihan parlemen Prancis baru-baru ini.

Secara mengejutkan, 71 persen anak-anak memilih kandidat yang memenangkan pemilihan. Eksperimen yang sama yang dilakukan dengan orang dewasa memberikan hasil yang hampir sama.

Menilai penampilan fisik adalah bagian penting dari cara kita memilih pemimpin kita. Beberapa di antaranya adalah masalah budaya tetapi di seluruh dunia buktinya jelas: pria tinggi, kuat dan terlalu percaya diri memiliki keuntungan seperti stereotipnya bahwa pria bertubuh besar dan ganteng atau wanita cantik sudah pasti pintar, sukses, kaya dan baik hati. Di Asia memiliki kulit putih adalah kewajiban bila ingin diasosiasikan dengan atribut diatas.

Manusia Primitif Lebih Menyukai Psikopat

Tampaknya sebagian masalahnya adalah otak kita tidak berubah sejak Zaman Batu. Pada waktu itu telah ada kira-kira 8.000 generasi, dan sekitar 7.980 dari mereka telah hidup dalam masyarakat di mana ukuran badan dan kekuatan merupakan keunggulan utama. Otak kita terhubung untuk menyukai orang-orang yang terlihat pandai menaklukan harimau bertaring tajam atau berburu rusa.

Dunia kita telah berubah tetapi otak kita belum. Hal ini bisa dibuktikan bawha cognitive bias zaman batu itu dengan rasisme dan seksisme zaman modern.

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Alexander Agung memberikan audiensi kepada ratu Persia Sisygambis yang ditangkap. Alexander ditemani oleh sahabatnya, Hephaestion yang lebih tinggi. Segera, Sisygambis berlutut di depan Hephaestion untuk memohon diampuni dan dibiarkan hidup serta secara keliru berasumsi bahwa pria yang lebih tinggi adalah raja.

Dengan menilai keahlian seseorang dari penampilan fisik maka kita telah membantu psikopat untuk sukses

Tinggi badan diyakini sebagai salah satu cara memprediksi status yang cukup baik pada waktu dulu dan sekarang. Presiden Amerika secara konsisten lebih tinggi daripada pria pada masanya. Presiden yang lebih tinggi juga memiliki peluang lebih tinggi untuk terpilih kembali.

Dan bukan hanya tinggi badan yang memengaruhi penilaian kita. Semua wajah manusia dapat dinilai dari seberapa besar wajah mereka terlihat seperti bayi atau baby face. Hal ini telah dibuktikan bahwa hakim dan juri memperlakukan terdakwa berwajah seperti bayi sebagai kurang bersalah atas tindakan mereka sehingga lebih sering dibebaskan atau dijatuhi hukuman ringan. Bagi pemimpin politik atau bisnis adalah kelemahan memiliki baby face.

Pekerjaan Yang Disukai Psikopat

Orang yang egois tidak hanya memiliki satu tujuan dalam hidupnya yaitu mencari kekuasaan dan mereka sangat pandai mendapatkannya berkat kombinasi sifat-sifat yang dikenal sebagai The Dark Triad yaitu machiavellian, narsistik dan psikopat – yang seringkali berarti mereka kurang empati, impulsif, anti sosial, manipulatif dan agresif.

Namun orang-orang seperti itu sudah pasti memesona, karismatik dan sangat fokus dan ini adalah kualitas penting untuk sukses dalam wawancara kerja.

Wawancara kerja adalah tempat yang sempurna dan menyenangkan bagi psikopat karena mereka senang berbicara tentang diri mereka sendiri dan mampu dengan cepat mencari kelemahan diri pewawancara. Mereka menyusun strategi tentang bagaimana mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan jika itu berarti membuat kebohongan atau kredensial palsu.

Menurut Dr Kevin Dutton seorang psikolog penelitian di Universitas Oxford, sepuluh profesi dengan kandungan psikopat terbanyak adalah

  • CEO
  • Pengacara
  • Penyiar TV dan Radio
  • Salesman
  • Dokter spesialis bedah
  • Wartawan atau Jurnalis
  • Polisi
  • Pemimpin agama
  • Juru masak atau koki
  • Pegawai Negeri Sipil

Studi lain menemukan bahwa mereka yang memiliki sifat dark triad sangat tertarik pada posisi yang memberi mereka peluang untuk kepemimpinan yang dominan dan khususnya di bidang keuangan, penjualan, kedokteran dan hukum.

Peneliti lain telah menemukan bahwa Washington DC sejauh ini memiliki psikopat per kapita terbanyak diwilayah mana pun di Amerika Serikat.

Ketika kita bertemu dan berjabat tangan dengan seorang komandan pemberontak yang melakukan kejahatan perang, seorang lalim yang kejam yang menyiksa musuh yang telah kalah maka sungguh mengejutkan mereka sangatlah tidak sesuai dengan karikatur orang jahat. Kebanyakan dari mereka adalah psikopat yang menawan. Mereka memiliki selera humor yang baik, suka lelucon dan tersenyum. Mereka tampaknya bukan monster atau orang yang kita takuti bila bertemu dilorong gelap sendirian.