Sebuah tim peneliti di University of Liverpool’s Institute of Life Course & Medical Sciences yang bekerja sama dengan seorang rekan dari Liverpool John Moores University telah menemukan mengapa orang menggunakan lebih banyak energi saat berjalan di permukaan yang berubah bentuk seperti pasir daripada di atas semen yang keras seperti permukaan lantai. Dalam penelitian mereka yang diterbitkan dalam Journal of the Royal Society Interface maka kelompok tersebut mempelajari perilaku otot di tungkai, kaki dan jari kaki sukarelawan yang berjalan di permukaan yang bervariasi.
Penelitian sebelumnya dan pemikiran umum yang awam menjelaskan bahwa berjalan di atas pasir atau bahkan melintasi tanah yang tertutup tanah lunak selalu membutuhkan lebih banyak usaha daripada berjalan di trotoar atau melintasi tempat parkir yang memiliki permukaan yang keras. Perbedaan tenaga yang dilekuarkan disebutkan tergantung dari pada seberapa banyak material di bawah kaki kita berubah. Tetapi mengapa permukaan yang lebih banyak berubah bentuk membutuhkan lebih banyak tenaga?
Untuk menemukan jawabannya, para peneliti merekrut 30 sukarelawan yang berjalan di tiga jenis permukaan dan setiap gerakan, asupan oksigen, dan otot mereka direkam oleh sensor di laboratorium.
- Permukaan pertama adalah lantai yang keras
- Yang kedua lantai karpet dengan busa tipis dan
- Yang ketiga lantai karpet dengan busa tebal
Setiap relawan berjalan mondar-mandir melintasi setiap permukaan selama tujuh menit. Para peneliti menggunakan data dari latihan tersebut untuk membuat simulasi yang mewakili rata- rata orang yang berjalan melintasi setiap jenis permukaan.
Para peneliti menemukan bahwa saat berjalan dilantai yang permukaan yang berubah bentuknya ketika dilewati maka orang mengambil langkah lebih panjang sehingga pada akhirnya menyebabkan peningkatan penggunaan energi oleh otot didaerah pinggul dan lutut. Dan itu saja.
Saat berjalan diatas pasir kita cenderung mengambil langkah lebih panjang agar dapat cepat melintasi area dengan tersebut dan ini menyebabkan kita pada akhirnya mengeluarkan lebih banyak energi
Penelitian mereka ini juga telah berhasil membantah teori sebelumnya mengenai masalah tersebut. Salah satu teori paling umum menyatakan peningkatan penggunaan energi adalah karena gangguan pada gerakan pendulum harmonis yang muncul saat orang berjalan atau berlari. Para peneliti tidak menemukan gangguan seperti itu.
Mereka juga menyarankan bahwa mungkin ada lebih banyak masalah daripada yang mereka amati dan berencana untuk melanjutkan pekerjaan mereka serta memperluasnya ke hewan lain.
Sumber : Barbara Grant et al, Why does the metabolic cost of walking increase on compliant substrates?, Journal of The Royal Society Interface (2022)