Lompat ke konten

MBTI vs Socionics

Berbagai Macam Kepribadian Manusia

Memahami diri sendiri sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Bayangkan saja, ini kan sesuatu tentang kita sendiri yang berarti semestinya kita yang lebih tahu tentang diri kita, daripada orang lain. Kita juga yang paling tahu tentang alasan kita melakukan tindakan-tindakan tertentu. Akan tetapi pada kenyataannya hal ini tidaklah mudah dan ini bukan karena kita kurang percaya diri dalam menilai atau terlalu percaya diri dalam menilai .

Hal ini terjadi sering kali karena cognitive bias yang kita miliki. Semakin banyak terjebak dalam cognitive bias maka semakin buram cermin yang kita pakai dalam menilai diri sendiri. Seperti juga semakin kita memiliki spektrum narsistik dalam diri kita maka akan semakin sulit bahkan mustahil untuk menemukan kekurangan diri sendiri.

Karena itu kita membutuhkan cermin untuk bisa menilai diri kita secara obyektif. Cermin itu bisa berupa feedback dari orang lain maupun melalui alat bantu lainnya, misalnya dengan menggunakan tes/kuesioner/survey, dll.

Tujuan utama tentunya untuk lebih memahami diri secara obyektif. Disebut obyektif karena orang yang memberikan feedback maupun hasil kuesioner tersebut diharapkan akan mengacu pada suatu standar tertentu atau membandingkannya dengan populasi tertentu.

Mendengarkan feedback dari orang lain maupun mengisi kuesioner psikologi bisa memperkaya pemahaman kita tentang diri sendiri selama kita cukup memiliki sifat yang terbuka atau Openess yang baik jika kita meminjam istilah dalam Big 5 Personality.

Myers-Briggs Type Indicator™(MBTI) adalah salah satu alat bantu populer yang banyak dipakai di Amerika dan Eropa guna menolong kita untuk memahami dengan lebih baik minat dan gaya pengambilan keputusan kita. Di Eropa Timur lebih dikenal dengan nama Socionics yang lebih berorientasi pada hubungan antar kepribadian karena setiap tipe kepribadian tertentu memiliki cara pandang dan hubungan yang berbeda dengan kepribadian yang lain.

Bekerjasama dengan Berbagai Tipe Kepribadian

Contoh seorang ISTJ akan meberikan deskripsi berbeda terhadap ENTJ dengan deskripsi yang diberikan seorang ISFJ yang memiliki relasi konflik dengan ENTJ meskipun seorang ENTJ tetap memiliki preferensi yang sama. Hal ini terjadi karena setiap kepribadian adalah multi dimensi dan pengamat hanya dapat mengamati dari satu dimensi saja pada suatu satuan waktu.

MBTI merupakan instrumen yang dipakai secara meluas dalam konseling, organisasi bisnis dan keagamaan, dan lintas budaya. MBTI berguna untuk mengenali perilaku dalam memperoleh dan memproses informasi, mengambil keputusan, dan cara berhubungan dengan dunia. MBTI membantu untuk mengenali rangkaian pilihan atau preferensi kita. Pilihan-pilihan perilaku ini memberi pemahaman mendalam tentang gaya kepemimpinan, gaya kerja, dan gaya komunikasi masing-masing individu.

MBTI mengukur pilihan, bukan kecakapan, kemampuan atau pengembangan diri yang dicapai. MBTI bersifat deskriptif, bukan bersifat menentukan karena tidak terbukti secara klinis seperti Big 5 Personality. MBTI didasari oleh orientasi yang dapat berubah karena kepribadian manusia telah terbukti dapat berubah meskipun tidak drastis pada waktu yang singkat.

Beberapa aplikasi praktis dari MBTI yang dapat diterapkan yaitu

  • Memahami diri sendiri dengan lebih baik
  • Memahami tingkah laku orang lain
  • Mengembangkan sifat menghargai perbedaan
  • Pengembangan diri menjadi lebih baik
  • Memilih karir tanpa rasa stress
  • Team building
  • Penyelesaian konflik berdasarkan kepribadian
  • Memperbaiki cara komunikasi

MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator sendiri merupakan instrumen tes yang sangat populer di kalangan pemerhati kepribadian individu. MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers pada era Perang Dunia II untuk membantu para pencari kerja menemukan tipe pekerjaan yang paling cocok untuk mereka. Deskripsi umum dari masing-masing kepribadian pada awalnya dibuat oleh mereka berdua yang mengidentifikasikan dirinya sebagai INFP. Ini akan mengakibatkan definisi yang sedikit berbeda dengan Socionics karena dibuat oleh penemu yang memiliki tipe kepribadian yang berbeda

MBTI sendiri pada dasarnya peta psikologis yang bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis), yakni :

  • Extrovert (E) vs. Introvert (I).
    Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the self. Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menutut interaksi semisal membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif.
  • Sensing (S) vs. Intuitive (N).
    Tipe dikotomi kedua ini melihat bagaimana seseorang memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, factual facts, dan melihat data apa adanya. Sensing adalah concrete thinkers. Sementara tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Intutive adalah abstract thinkers.
  • Thinking (T) vs. Feeling (F).
    Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagiamana orang berproses mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan.
  • Judging (J) vs. Perceiving (P).
    Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging disini bukan berarti judgemental (atau menghakimi). Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat). Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.

Dalam MBTI, ada 4 dikotomi mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu:

  1. Bagaimana/dari mana seseorang memperoleh energi; apakah dari luar diri (extravert/E), atau dari dalam diri (introvert/I).
  2. Bagaimana seseorang mendapatkan informasi; apakah melalui panca indra (sensing/S) atau imajinasi (intuiting/N),
  3. Bagaimana seseorang membuat keputusan; apakah berdasarkan pemikiran (thinking/T) atau perasaan (feeling/F),
  4. Bagaimana orientasi kehidupan seseorang; apakah dengan menilai (judging/J) atau dengan memahami (perceiving/P)