Skip to content

Kodok Terkecil Didunia Ditemukan Di Brasil

Para ilmuwan baru-baru ini mendeskripsikan salah satu vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang) terkecil yang ada di bumi. Hewan ini adalah seekor kodok mini yang ditemukan di Brasil.

Setelah diteliti lebih lanjut, kodok mini ini masuk ke dalam sub kelompok yang dikenal sebagai flea toads atau kodok kutu pada genus Brachycephalus. Sebutan kodok kutu diberikan padanya karena hewan ini mampu melompat 30 kali panjang tubuhnya, seperti kutu.

Ukuran Kodok Terkecil Dunia

Spesies ini sekarang bernama Brachycephalus dacnis. Ia diketahui memiliki panjang hanya 6,95-7 milimeter.

Ukuran ini membuatnya mendapatkan gelar vertebrata terkecil di dunia. Penentuan gelar vertebrata terkecil didapat dari hasil perbandingan antara B dacnis dan spesies Brachycephalus lainnya.

Hasilnya B dacnis lebih kecil dari Brachycephalus lainnya dengan beda ukuran sebesar 0,45 milimeter. Sehingga rekor sebagai vertebrata terkecil di dunia kini jatuh padanya.

Penamaan B dacnis tak terlepas dari proses penemuan kodok kutu baru tersebut. Kala itu sebuah organisasi nirlaba Brasil yang bertujuan untuk melindungi hutan hujan Amazon tengah menjalankan sebuah proyek bernama Dacnis.

Saat sedang mengambil sampel di wilayah tersebut, mereka mendengar nyanyian kawin khas dari kodok. Ketika ditemukan, kodok tersebut memiliki penampilan, vokalisasi dan profil genetik yang berbeda dengan spesies Brachycephalus hermogenesi lainnya.

Hingga akhirnya dikonfirmasi B dacnis adalah spesies kodok yang baru. Anehnya, meski kecil kerangka kodok kutu mirip dengan kerangka kodok berukuran normal.

Hal ini ternyata tidak terjadi pada kebanyakan kodok mini lainnya. Banyak ciri kerangka kodok yang lebih besar biasanya menyatu atau hilang sama sekali pada kodok yang sangat kecil.

Contohnya spesies kodok labu beracun di pegunungan Brasil. Spesies ini tidak memiliki tulang kecil di kepala yang berfungsi untuk mendengar vokalisasi mereka sendiri.

Dengan penemuan ini, para ilmuwan yakin ada lebih banyak kodok kutu di alam bebas. Tetapi mereka sulit ditemukan karena ukurannya yang sangat kecil dan cenderung bersembunyi di serasah daun yang menutupi hutan.

Kulit hewan ini juga berwarna kuning kecoklatan. Sehingga menyatu dengan tanah dan membuat predator sulit untuk melihatnya.

Cara Membedakan Kodok dan Katak

Amfibi adalah kelompok hewan yang memiliki kemampuan hidup di darat dan di air. Kelompok hewan ini terbagi dalam tiga ordo, yakni Caudata atau Salamander, Cecilia atau Gymnopiona, dan Anura.

Katak dan kodok adalah sesama amfibi tanpa ekor yang termasuk dalam ordo Anura. Persamaan ini sering kali membuat kodok dan katak sulit untuk dibedakan karena keduanya sama-sama dikategorikan sebagai Anura.

Namun, keduanya sebenarnya adalah dua spesies hewan yang berbeda. Lantas, apa saja perbedaan katak dan kodok?

Perbedaan Katak dan Kodok

  • Beda Fisik dan Habitat
    Cara membedakan katak dan kodok yang paling mudah adalah dengan mengamati penampilan fisiknya. Katak umumnya memiliki tubuh ramping dengan kulit halus yang tampak basah. Sebaliknya, kodok cenderung berukuran lebih besar, permukaan kulitnya kasar, dan tampak lebih kering.

Perbedaan fisik ini dipengaruhi oleh habitat masing-masing, meski keduanya dapat ditemukan di hampir seluruh habitat daratan dan air tawar. Namun, katak dan kodok memiliki cara hidup yang berbeda.

Katak banyak menghabiskan sebagian waktunya di dalam atau sekitar air. Sedangkan, kodok menghabiskan waktunya dengan berkeliaran di tanah kering. Hal ini menyebabkan katak memiliki permukaan kulit yang lebih lembab dan basah, dibandingkan dengan kodok yang memiliki permukaan kulit yang cenderung kering dan kasar.

Dengan demikian, jika tidak ada kolam, danau, atau sungai di sekitarnya, kemungkinan besar hewan tersebut adalah kodok.

  • Beda Telur dan Berudu
    Perbedaan antara katak dan kodok juga dapat dilihat dari telurnya. Dikutip dari Restorasi Ekosistem Riau, telur katak biasanya tersusun dalam kelompok yang menyerupai tumpukan gelembung bening dengan titik hitam kecil di tengahnya sebagai semacam kuning telur. Sedangkan, telur kodok berbentuk pita panjang berisi titik-titik hitam yang tersusun dalam lapisan jeli tipis.

Meskipun katak dan kodok memiliki tempat berkembang biak yang sama, yakni di air tawar dan tanaman air. Namun, keduanya memiliki perbedaan dalam menjaga telur, katak cenderung tinggal di sekitar air untuk menjaga telurnya. Semantara kodok biasanya meninggalkan telur mereka untuk pergi ke daratan, sebagaimana dikutip dari Britannica.

Setelah menetas, telur katak dan kodok berubah menjadi kecebong atau berudu. Namun, berudu keduanya ternyata juga memiliki perbedaan mendasar. Berudu katak secara umum memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping, sedangkan berudu kodok memiliki bentuk tubuh yang lebih pendek.

Kendati demikian, berudu katak dan kodok sama-sama memerlukan waktu satu hingga tiga bulan untuk menumbuhkan kaki dan lengan.

  • Beda Kaki dan Cara Bergerak
    Berdasarkan pergerakannya, katak memiliki struktur tubuh yang panjang dan ringan sehingga memudahkannya untuk melompat dan berenang di air. Sementara itu, kodok memiliki struktur tubuh yang lebih pendek daripada kepala dan badan untuk memudahkannya merayap dan berjalan di semak-semak.

Dengan demikian, jika hewan tersebut bergerak dengan cara merayap, kemungkinan besar itu adalah kodok. Sebaliknya, jika melompat, kemungkinan besar itu adalah katak.