Empat pebisnis bekerja sama dengan erat serta menghabiskan hampir $10 miliar untuk mendikte bagaimana para kepala negara didunia seharusnya menangani pandemi Covid. Karena lembaga kesehatan yang merea pimpin bukan lembaga negara maka segala tindakan mereka tidak diawasi publik sehingga tidak memerlukan laporan pertanggung jawaban. Mereka juga telah gagal mencapai tujuan yang mereka buat sendiri demikian sebuah investigasi POLITICO dan WELT menemukan.
Ketika badai Covid-19 melanda tidak ada satupun pemerintah dunia yang siap. Dari Amerika ke Eropa ke Asia, semua kepala negara bertindak seragam yaitu alih alih meminimalkan ancaman malah memilih menutup perbatasan mereka dalam upaya sia-sia untuk menghentikan penyebaran virus yang cepat. Sementara negara-negara sibuk menangani masalah internal maka empat organisasi kesehatan global non-pemerintah mulai membuat rencana yang dapat mementukan hidup-mati orang banyak dalam melawan virus yang tidak mengenal batas negara.
Mengendalikan Kebijakan WHO Melalui Sumbangan
Yang terjadi selanjutnya adalah pergeseran kekuasaan yang stabil dan hampir tak terhindarkan dari pemerintah yang kewalahan kepada kelompok organisasi swasta non-pemerintah. Berbekal keahlian dan didukung oleh kontak ditingkat tertinggi negara-negara Barat dan diberdayakan oleh hubungan yang terjalin baik dengan produsen obat maka keempat organisasi tersebut mengambil alih peran yang sering dimainkan oleh pemerintah tetapi tanpa dapat dimintai pertanggungjawaban sama sekali.
Sementara semua negara masih memperdebatkan keseriusan pandemi, kelompok tersebut mengidentifikasi pembuat vaksin potensial dan menargetkan investasi dalam pengembangan vaksin, melakukan tes, perawatan dan vaksinasi. Mereka juga tidak segan menggunakan pengaruh mereka di WHO (dimana mereka menempatkan karyawan yang mereka gaji sendiri sebagai pejabat lembaga tersebut) untuk membantu mereka membuat dan menjalakan rencana ambisius distribusi alat penanganan Covid tersebut ke negara-negara yang membutuhkan meskipun pada akhirnya mereka semua gagal memenuhi janjinya.
Keempat organisasi tersebut pernah bekerja sama di masa lalu dan tiga di antaranya memiliki sejarah yang sama. Yang terbesar dan terkuat adalah Bill & Melinda Gates Foundation yang adalah salah satu filantropi terbesar di dunia. Lalu ada Gavi dengan CEOnya Seth Berkley yaitu organisasi vaksin global yang didirikan Bill Gates untuk memvaksin orang-orang di negara berpenghasilan rendah dan Wellcome Trust yaitu yayasan penelitian Inggris dengan dana miliaran dolar dan telah bekerja dengan Gates Foundation pada tahun-tahun sebelumnya. Terakhir, ada Coalition for Epidemic Preparedness Innovations atau CEPI yaitu kelompok penelitian dan pengembangan vaksin internasional yang dibuat oleh Bill Gates dan Wellcome pada tahun 2017. Enam poin penting dari keempat organisasi tersebut adalah
- Keempat organisasi tersebut telah menghabiskan hampir $10 miliar untuk Covid sejak 2020 jumlah tersebut adalah jumlah yang sama dengan dana yang dikeluarkan pemerintah Amerika yang bertugas memerangi Covid di luar negeri.
- Organisasi tersebut secara kolektif memberikan $ 1,4 miliar kepada WHO di mana mereka membantu menciptakan inisiatif kritis untuk mendistribusikan alat Covid-19. Program itu gagal mencapai tujuan aslinya.
- Para pemimpin organisasi memiliki akses ketingkat pemerintahan tertinggi dibanyak negara dan menghabiskan setidaknya $ 8,3 juta untuk melobi para pembuat undang-undang di Amerika Serikat dan Eropa.
- Pejabat dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan perwakilan dari WHO diberikan kesempatan untuk bekerja di keempat organisasi ini sebagai karyawan sehingga mau membantu mereka memperkuat hubungan politik dan keuangan mereka di Washington dan Brussel.
- Para pemimpin bisnis dari empat organisasi ini berjanji untuk menjembatani kesenjangan pendanaan. Namun selama gelombang pandemi, negara-negara berpenghasilan rendah dibiarkan tanpa vaksin yang mampu menyelamatkan jutaan jiwa.
- Tiga pemimpin dari empat organisasi menyatakan bahwa pencabutan paten atau perlindungan kekayaan intelektual tidak diperlukan untuk meningkatkan pasokan vaksin.
Bill Gates Menolak Ide Vaksin Tanpa Hak Paten
Organisasi masyarakat sipil yang aktif di negara-negara miskin termasuk Doctors Without Borders, menyatakan ketidaknyamanan dengan kelompok-kelompok yang didominasi negara eropa dan yang dikelola oleh tim ahli elit yang tidak pernah turun langsung kelapangan akan mendikte keputusan hidup dan mati yang memengaruhi orang-orang di negara-negara miskin. Ketegangan itu semakin meningkat ketika Bill Gates menentang upaya untuk melepaskan hak paten atau kekayaan intelektual vaksin sebagai sebuah langkah yang dianggap para kritikus melindungi kepentingan bisnis perusahaan raksasa farmasi atas orang-orang yang tinggal di negara yang lebih miskin.
“Apa yang membuat Bill Gates memenuhi syarat untuk memberikan nasihat dan menasihati pemerintah Amerika Serikat di mana mereka harus menempatkan sumber daya yang luar biasa?” tanya Kate Elder, penasihat kebijakan vaksin senior untuk Kampanye Akses Doctors Without Borders.
Kucuran Dana Dari Pemerintah Amerika Serikat
Pemerintah di Amerika Serikat dan Eropa menawarkan dukungan mereka kepada keempat kelompok tersebut. Organisasi ini menghabiskan setidaknya $ 8,3 juta untuk melobi pejabat Amerika Serikat dan Uni Eropa. Para pemimpin CEPI juga menghabiskan $ 50.000 untuk melobi para pejabat guna mendapatkan tambahan dana sebesar $ 200 juta dari anggaran tahunan dari pemerintah Amerika Serikat
Usaha lobi berhasil meskipun upaya Presiden Joe Biden untuk mendapatkan tambahan $ 5 miliar dalam pendanaan untuk pekerjaan internasional pemerintah memerangi virus gagal di Kongres tetapi Joe Biden berhasil menyelipkan $ 500 juta untuk CEPI ke dalam proposal anggarannya yaitu $100 juta setahun selama lima tahun.
Kekuatan politik dan pengaruh keuangan dari Bill & Melinda Gates Foundation yang luas ditingkatan tertinggi pemerintah AS, Uni Eropa dan WHO telah membantu Bill Gates untuk mengarahkan bagaimana tanggapan pemerintah didunia terhadap peristiwa kesehatan paling penting diabad ini ketika pemerintah tidak mampu bertindak serta menjadi satu-satunya pemain saat pandemi Covid-19 melanda.
Bill Gates Naik Ke Panggung Politik Internasional
Para kritikus mengajukan pertanyaan signifikan tentang kesetaraan dan keefektifan tanggapan kelompok Bill Gates terhadap pandemi dan bahaya yang serius dari outsourcing penanganan pandemi ke organisasi yang didanai swasta dan tidak dipilih melalui jalur yang seharusnya.
“Saya pikir kita harus sangat prihatin” kata Lawrence Gostin, seorang profesor Universitas Georgetown yang berspesialisasi dalam hukum kesehatan masyarakat. “Dengan cara yang sangat kasar, uang telah berhasil membeli pengaruh. Dan ini adalah jenis pengaruh terburuk. Bukan hanya karena itu uang meskipun itu penting tetapi karena uang tidak boleh mendikte kebijakan. Akan tetapi ini juga masalah karena itu akses khusus yang terjadi di balik pintu tertutup.
Gostin mengatakan bahwa kekuatan seperti itu meskipun didorong oleh niat baik dan keahlian adalah sifat anti-demokrasi dan seperti diktaktor karena sangat tidak transparan dan buram dan tidak mengikut sertakan orang biasa, komunitas, dan masyarakat sipil.
Gavi dan CEPI menerima dana awal dari Bill & Melinda Gates Foundation setelah itu mereka bersama-sama memainkan peran penting dalam menasihati pemerintah didunia dan WHO. Peran WHO sangat penting untuk kebangkitan kelompok tersebut ketampuk kekuasaan dipanggung internasional. Semua memiliki ikatan lama dengan badan kesehatan global.
Dewan CEPI dan Gavi memiliki perwakilan di WHO yang ditunjuk secara khusus. Ada juga rotasi pejabat diantara kelompok Bill Gates ini dan WHO seperti mantan karyawan WHO sekarang bekerja di Gates Foundation dan CEPI bahkan beberapa seperti Chris Wolff wakil direktur kemitraan negara di Gates Foundation menempati posisi penting di WHO.
Sebagian besar pengaruh kelompok Bill Gates di WHO hanya berasal dari uang. Sejak dimulainya pandemi pada tahun 2020, Gates Foundation, Gavi dan Wellcome Trust secara kolektif telah menyumbangkan lebih dari $ 1,4 miliar kepada WHO dan jumlah ini jauh lebih besar daripada kebanyakan negara anggota resmi lainnya termasuk Amerika Serikat dan Komisi Eropa.
Pemimpin Gates Foundation, Gavi, CEPI, dan Wellcome mengerahkan jaringan lobi dan advokasi mereka dan menggunakan koneksi politik untuk mepengaruhi para pejabat AS dan Eropa agar berkomitmen miliaran dolar untuk program Covid organisasi tersebut.
Akses mereka ke pembuat keputusan global membuktikan peran sentral mereka dalam membangun respons Covid global. Kelompok tersebut memberi pengarahan kepada pejabat tinggi di Komisi Eropa tentang investasi dalam tes, perawatan, vaksinasi dan pentingnya berbagi vaksin tersebut dengan negara lain di dunia. Di Inggris, organisasi pimpinan Bill Gates ini biasanya bertemu beberapa kali dalam sebulan dengan para menteri untuk membahas topik seperti pengujian Covid, uji klinis dan kapasitas produksi. Beberapa dari pertemuan itu termasuk Perdana Menteri Boris Johnson. Bahkan Bill Gates dan Melinda French Gates berbicara langsung untuk mengarahkan Kanselir Jerman saat itu Angela Merkel tentang distribusi vaksin Covid.
Pejabat tinggi presiden Trump juga mengatakan bahwa mereka sering berbicara dengan Bill Gates dan staf yayasannya tentang cara mempercepat pengembangan penanggulangan medis termasuk pembuatan vaksin. Selama pemerintahan Biden, para pejabat yang baru juga rutin bertemu dengan anggota dari empat organisasi setiap minggu. “Kami sangat mengandalkan saran mereka selama pandemi tetapi terutama di masa-masa awal” kata seorang mantan pejabat Amerika Serikat tentang interaksi pemerintah federal dengan perwakilan dari organisasi tersebut.
Mendapatkan Hak Distribusi Vaksin Covid
Pada tahun 2020, kelompok tersebut bersama dengan beberapa organisasi kesehatan global lainnya dan perwakilan dari WHO menciptakan Covid-19 Tools Accelerator yang juga dikenal sebagai ACT-A. Inisiatif yang digambarkan oleh para pemimpin dari empat organisasi sebagai kolaborasi tidak mengikat yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan dan distribusi tes, perawatan dan vaksinasi. WHO memang mengawasi upaya tersebut tetapi para pemimpin lembaga yang terlibat seperti Gavi dan CEPI memainkan peran penting dalam operasional sehari-hari. Staf Wellcome termasuk Farrar juga sangat terlibat dalam pertemuan ACT-A.
Perwakilan organisasi, WHO serta pejabat pemerintah dari Norwegia dan Afrika Selatan mengembangkan kerangka anggaran dan pembiayaan untuk ACT-A yang mendorong donor untuk memberikan uang untuk pengembangan penanggulangan medis. CEPI dan Gavi kemudian menerima dana miliaran dolar terutama dari pemerintah untuk mengerjakan pengembangan, pengadaan dan distribusi dosis vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah melalui upaya COVAX.
Dari $ 23 miliar yang diterima oleh mitra ACT-A seperti Gavi dan CEPI sebagian besar digunakan untuk pengembangan dan distribusi vaksin termasuk COVAX. Hanya $ 2,2 miliar yang digunakan untuk memperkuat sistem kesehatan.
COVAX juga tidak memenuhi janjinya untuk mengirimkan 2 miliar dosis pada akhir tahun 2021 dan hanya berhasil mencapai tujuannya untuk memvaksinasi 20 persen populasi di negara berpenghasilan rendah. Hal ini terjadi karena penundaan pembuatan dan penimbunan vaksin oleh negara-negara Barat. Pemimpin inisiatif vaksin ACT-A mengatakan jutaan orang di negara berpenghasilan rendah kehilangan akses untuk vaksinai. Saat ini hanya sekitar 20 persen orang di Afrika yang telah divaksinasi penuh.
Organisasi ini sering bekerja sama dalam inisiatif terkait pandemi dan mengoordinasikan strategi untuk memerangi wabah penyakit menular di seluruh dunia. Selama pandemi Covid, mereka juga tumpang tindih dalam memberikan investasi dan hibah. Mereka memberikan jutaan dolar kepada lusinan organisasi yang sama termasuk perusahaan farmasi dan institusi akademik. Hal ini menggarisbawahi sejauh mana keputusan keempat organisasi tersebut menguntungkan perusahaan tertentu atas perusahaan yang lain. Ini menunjukkan bagaimana mereka memandang perusahaan farmasi tertentu sebagai kritis seperti Clover Biopharmaceuticals yang berbasis di China dan AstraZeneca yang berbasis di Inggris.
Keempat organisasi tersebut saat ini sedang melobi para anggota parlemen dan pejabat di Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mendedikasikan lebih banyak sumber daya dalam upaya kesiap siagaan pandemi termasuk mendanai vaksin generasi mendatang. Dalam buku barunya, Bill Gates menyerukan kepada pemerintah untuk mendanai tim pakar pandemi termasuk ahli epidemiologi dan ilmuwan lain serta pakar kesehatan masyarakat yang dapat melakukan perjalanan untuk membantu negara dalam menanggapi krisis kesehatan. Dia juga menyerukan dunia untuk berbuat lebih banyak guna memperkuat sistem kesehatan di seluruh dunia untuk memastikan mereka siap menangani wabah penyakit menular skala besar berikutnya.
Latar Belakang Berdirinya Gavi dan CEPI
Bill Gates dan Melinda French Gates memulai yayasan pada tahun 2000 dengan menggunakan uang dari Microsoft. Pada tahun 2006, Warren Buffett salah satu orang terkaya dunia dan juga CEO Berkshire Hathaway mengumumkan bahwa dia akan menyumbangkan sebagian besar kekayaannya ke yayasan tersebut.
Yayasan ini memberikan sumbangan sebesar $70 miliar dan memberika milyaran dollar setiap tahun kepada organisasi yang menangani beberapa masalah kesehatan terberat di dunia. Bill Gates baru-baru ini berjanji bahwa dia akan memberikan hampir semua kekayaannya kepada yayasan tersebut dan bahwa organisasi tersebut akan meningkatkan pengeluarannya dari hampir $6 miliar per tahun menjadi sekitar $9 miliar pada tahun 2026.
Salah satu filantropi terbesar di dunia, Gates Foundation menciptakan Gavi dan CEPI dan memiliki perwakilan dikedua dewan direksi mereka. Gavi didirikan pada tahun 1999 dengan $750 juta dari Gates Foundation untuk mencapai kesepakatan pengadaan vaksin dengan perusahaan farmasi untuk negara berpenghasilan rendah. Sebagian besar pembiayaannya terdiri dari sumbangan dari pemerintah. Organisasi ini hanya berfokus pada imunisasi dan pengurusnya terdiri dari beberapa perwakilan dari belahan dunia selatan.
CEPI diluncurkan pada tahun 2017 dengan dukungan finansial dari Gates Foundation, Wellcome Trust, pemerintah Norwegia dan India dengan misi mendanai penelitian dan pengembangan vaksin. Dalam lima tahun terakhir, organisasi yang dipimpin oleh Richard Hatchett mantan pejabat pemerintahan Obama, telah menjadi salah satu organisasi nirlaba terkemuka di dunia dalam pengembangan vaksin dan berjasil mengumpulkan sumbangan dari pemerintah negara Eropa dan Amerika Serikat.